Rabu, 17 Juni 2020

RANGKUMAN PEMBAHASAN WEBINAR

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH MENYIKAPI NEW NORMAL

Rabu, 17 Juni 2020

Melalui Youtube Video Pelajaran Sekolah K13


1.       Prof. Daniel Rasyid, Phd, M.RINA (Institut Sepuluh November)

“MERDEKA BELAJAR REPOSISI PERAN GURU”

-          Perubahan persifat pradigmatik akan mengusik zona nyaman guru dalam memasuki zaman baru yang memperlukan sistem pendidikan yang baru.

-          Sekolah sebagai institusi sudah mengalami penuaan. Harus memperbaiki yang kurang baik. Peran sekolah sudah mulai berkurang sejak sebelum pandemi. Berbagai aplikasi sudah ada untuk membantu siswa belajar.

-          Peran keluarga akan semakin penting. Sekolah dan masyarakat bersinergi menguatkan keluarga sebagai satuan pendidikan. Sebelum pandemi tugas pendidikan diambil alih oleh guru. Pendidikan bagi semuanya dilakukan oleh semua. Perlu pembagian peran dengan keluarga dan masyarakat.

-          Keluarga perlu dilihat sebagai satuan pendidikan yang utama dengan kurikulum tingkat keluarga, masyarakat dan sekolah bersifat melengkapi dan menambah saja. Pendidikan bersifat mementingkan relevansi, bagaimana anak mempersiapkan diri menjadi warga negara yang baik, sehat, dalam keluarga. sekolah perlu melakukan reposisi.

-          Kesiapan guru dalam mengambil peran baru dalam pendidikan.

-          Fokus pada “Belajar, bukan bersekolah” . guru memperluas kesempatan belajar kepada anak-anak. Guru tetap bisa membimbing, tapi sudah tidak terlalu dominan.

-          Tujuan pembangunan pendidikan adalah memperluas kesempatan belajar bagi warga untuk hidup merdeka, mandiri, bertanggung jawab, sehat dan produktif. Guru menampilkan diri sebagai sosok yang berbeda. Interaksi antara guru dan murid tetap berjalan dengan baik.

-          Belajar sebagai proses memaknai pengalaman: mengalami/praktek, berbicara, membaca, dan menulis, dimanapun anak belajar harus dimulai dari mengalami agar pembelajaran lebih bermakna.

-          ICT bisa menjadi alat bantu belajar, warga belajar dan guru yang menentukan alat bantu apa saja yang dibutuhkan sesuai kondisi lokal.

-          Warga muda  0-15 tahun memerlukan mengalami pengalaman 3D di luar ruang dari pada online materials, terutama laki-laki. Jika di kawasan hutan perlu mengalami kehidupan hutan. Sekolah bisa membantu dengan kesempatan membaca dan menulis. Pengalaman kehidupan di perkebunan, di kota, di lingkungan mereka tinggal  merupakan pengalaman pembelajaran yang penting. Anak laki-laki perlu terlibat kegiatan di luar ruangan lebih banyak. Kurikulum perlu dirancang sesuai kebutuhan gender.  

-          Proses belajar semakin berpusat pada anak yang memiliki keragaman minat, bakat, dan aspirasi. Relevansi lebih penting dari bawah ke atas sesuai dengan potensi lokal dimana anak hidup.

-          Belajar sebagai proses yang fleksibel, membutuhkan kreativitas guru sejak perencanaan pembelajaran. Guru bersama orang tua dan anak mendesain kurikulum bersama.

-          Lingkungan institusi , budaya setempat, akan menentukan keberhasilan belajar, membentuk warga mandiri , bertanggung jawab, sehat dan produktif.

-          Guru perlu dibebaskan dari kungkung dalam lingkungan sekolah, disebar dalam sebuah jejaring belajar. Guru harus bisa menjangkau kehidupan di luar sekolah. Mengajak anak didik pergi ke masyarakat. Kawasan-kawasan di Zona yang berbeda selama pandemi Covid-19  memperlukan kesediaan guru untuk bisa menjangkau keseluruhan zona.

-          Guru menjadi sociopreneur dalam simbul-simpul belajar diorganisasikans ecara mandiri. (Self organized Learning Environment-SOLE) oleh masyarkat dan guru  masa depan harus mengambil peran.

-          Guru membantu keluaga untuk menjadi satuan edukatif dan produktif dalam ekomoni baru (sharing Ekonomi, usaha kecil). Memperlukan layanan pendidikan bagi anak muda untuk memaksimalkan potensi perikanan dan pertanian, kelautan. Dimensi baru yang perlu dicermati sebagai pusat pendidikan.

-          Sekolah lebih mengambil peran sebagai sumber belajar yang lebih terbuka bagi semua warga belajar.

-          Sekolah dan guru perlu mengambil peran guru dalam aturan baru akibat era digital dan pandemi.

 

2.       Drs. Kresnayana Yahya, M.Sc. (ITS Pakar Statistik)  

“Peran Baru Guru”

-          Dulu guru datang ke kelas, materi ada tinggal dibahas, sekarang guru mengalami perubahan peran.

-          Guru mempersiapkan bahan-bahan yang ada sebagai instruktur karena ada kelompok kecil melakukan percobaan atau praktek di lapangan.

-          Guru sebagai fasilitator sebagian dikerjakan oleh siswa bersama-sama dibahas menjadi suatu cara berinteraksi secara baru.

-          Peran guru sebagai coach , ada anak yang sangat cepat dan sangat lambat dalam proses belajar ini membutuhkan peran baru agar tidak ada anak yang tertinggal.

-          Guru harus mulai memperhatikan banyak hal. Dulu guru melihat sebagai satu kelas, sekarang harus makin personal, tiap anak harus diperhatikan tingkat kemajuaannya, siswa juga mengalami perubahan, siswa harus fleksibel belajar , melihat di lapangan, industri dan alam.

-          Belajar untuk semua orang melalui sumber digtal yang dulu tidak ada dan sekarang ada. Siswa belajar dengan kemampuan diri dengan panduan yang makin mudah dikerjakan.

-          Dulu guru dulu 100% menyajikan bahan, saat ini tinggal 30% atau 40%, rancangan belajar harus dirancangkan ,ada banyak sumber belajar di alam sekitar yang makin diperkenalkan dan ramah teknologi dan makin mendorong terjadinya keterampilan literasi.

-          Dulu belajar untuk lulus,sekarang belajar harus sampai kompeten, mahir, tau sedikit tapi mendalam. Peran guru makin penting. Soal penambahan keterampilan, wawasan, kelengkapan yang harus dipersiapkan.

-          Poin penting mendesain proses belajar saat ini harus mengintegrasi dengan kemampuan teknologi digital. Belajar harus makin realistik, harus makin menyangkut data dan fakta yang ada di wilayah, menjadikan informasi dengan kaidah kelilmuan menjadi pengetahuan. ­

-          Tantangan berpikir tidak hanya untuk menyelesaikan ujian. Belajar menjadi tantangan universal. Kesejahteraan tidak akan tercapai  kalau orang tidak belajar. Tugas baru membentuk pola pikir digital. Bahan belajar harus diperbarui.

-          Pembangunan sumber daya manusia akan menjadi kunci Indonesia ke depan. Tidak semua dibiayai oleh negara, peran bisinis, keluarga, industri juga menentukan.

-          Belajar tak hanya di gedung dengan guru saja, tapi banyak media sosial yang bisa dipakai.

-          Memecahkan masalah menjadi tanggung jawab semua orang untuk mengatasinya. Kegiatan fisik tinggal 4%. Makin banyak pekerjaan yang bukan pekerjaan fisik.

-          Memberi tahu ke masyarakat bahwa keluarga ikut mendukung dan belajar. Perubahan di masa mendatang akan hadir, menteri sudah mencanangkan peran yang beragam kepada sekolah, kepala sekolah dan guru. Jangan lagi merindukan masa lalu, kita harus menyongsong masa depan dengan kesiapan perubahan secara berkelanjutan. Sekolah sebagai agen perubahan. Guru adalah transformator ditandai dengan guru yang ingin maju, ingin terlibat dalam perubahan.

-          Tidak cukup dengan ijazah, tapi dengan sikap baru yaitu sikap belajar berkelanjutan. Ada PAUD mulai 3 tahun dibangun kesadaran akan pentingnya karakter. Mengenalkan tata cara, aturan dan kriteria sehingga anak-anak mempunyai kesiapan belajar, tata krama, dan karakter sikap terhadap orang lain, dunia, peralatan, perkembangan dan alam.

-          Bila sikap guru tidak netral , maka akan ada banyak guru yang justru mejadi sumber penghambat anak untuk belajar.

-          Sikap baru yaitu kemampuan mengalami perubahan, nilai bukan refleksi kemampuan anak kalau belum bisa mendayagunakan kemampuan anak dengan maksimal.

-          Jangan pernah membandingkan keadaan.

-          Belajar melalui youtube dan digital media sudah sangat nyata,

-          Sekolah selalu memakai ukuran kepandaian. Pekerjaan masa depan bukan untuk orang pandai tapi lebih menghargai kreativitas. Profesional kerja bukan karena kerja tapi kompetensi kemampuan melakukan mengerjakan sesuatu secara ahli dan punya sertifikat.

-          Belajar sepanjang hanyat karena setiap hari ada temuan baru,.

-          Belajar bukan karena gurunya pandai. Tapi guru yang pandai dan terampil akan membuat siswa belajar lebih banyak ,cepat , dan matang.

-          Pemahaman mengenai hak asasi manusia menjadi penting.

-          Perpustakaan harus menjadi akses digital.

-          Lihat 3/5 online course dan buat online course sendiri dan sangat sederhana.

-          Mengembangkan kejujuran dalam berpikir, membangun otentik learning.

 

3.        Ginting Satyana (Direktur Pendidikan.id)

“Aplikasi yang Membantu Pembelajaran Digital”

-          Perubahan zaman  dan teknologi tidak bisa dihindari.

-          Aplikasi untuk membantu guru.: kipin.school dan PTO

-          Teknoogi adalah kunci pendidikan,

-          Kipin (kios pintar) school 4.0 : berisi ribuan materi pelajaran sekolah berupa buku, video pelajaran, latihan soal dan bacaan literasi berupa komik literasi. Dilengkapi file server management untuk sekolah.

-          PTO berisi soal-soal evaluasi. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tutur Tulis Menjelang Akhir 2022

  Hai,  Selamat datang kembali di sini.  Sudah lama ya kamu tidak meninggalkan jejak di sini.  Rasanya ingin menanyakan banyak hal padamu ta...