Rabu, 30 September 2020

Masih Bisa Berharap



Masih Bisa Berharap

 













Beberapa bulan ini teramat mengusik nuansa suka

Beberapa berita malah menyulut amarah

Bertubi-tubi berita pilu meradang

Menyisakan banyak tanya dan luka

Menjalani hidup dalam kegetiran dan kegamangan

Tiap waktu yang terpikir adalah

Apakah esok masih ada hak untuk hidup?

 

Kepada hari-hari yang berjalan

menuju penghujung tahun

Banyak harapan setelah kata semoga

Semua yang berduka kembali bersuka

Semua yang telah berjuang dapat beristirahat

Semua yang kehilangan beroleh semangat baru

Semua yang masih keras hati lekas dilembutkan

 

Siapapun kalian yang masih diizinkan

Memijak dan menatap indahnya bumi ini

Sadarilah bahwa,

Satu keajaiban yang wajib disyukuri

Ketika udara masih mengalir lancar

Keluar masuk ke rongga paru-paru

Anugerah istimewa layak dirayakan ketika

Anggota tubuh masih berfungsi sebagaimana mulanya

Menikmati segalanya dengan jelas

 

Inisial Ro

Jakarta, 30 September 2020


Selasa, 22 September 2020

Adanya Diriku

 

 

Adanya Diriku



 

Indahnya cinta terasa kala semesta mempertemukan kita

Sedikit kecup penuh rindu

Tersemat hangat di keningmu yang lapang

Matamu terpejam menyambut ungkapan rasaku

Semoga benar bahagia yang kau rasai

Mulai sekarang dan seterusnya

Ijinkan aku membanjirimu dengan kasih sayangku

Ijinkan aku tetap berada di sampingmu

Bahkan saat pahit getir hidup menyambangi kisahmu

Jika duka dan lelah mulai kau dapat

Jangan sungkan untuk menagih kecupan dan pelukku

Adanya diriku untuk membahagiakanmu

Kehadiranku dalam hatimu untuk temani liku hidupmu

Semoga semesta memberikan persetujuan pada kita

Semoga Tuhan berkenan menyatukan kita

 

 

Jakarta, 22 September 2020

Inisial Ro

 

Selasa, 15 September 2020

Hujan Kenangan

 

                                         Hujan Kenangan

 

 Gambar: id.pinterest.com



Dua hal berbaur dalam ruang imaji

 

Pertama

Rintik hujan di sore hari

Gemericiknya serupa musik pengiring

Setiap butiran hujan mendentang di bumi

Seolah lukiskan tangis menentes pedih

Jatuh terus tanpa tahu kapan disudahi

Jika benar ada pelangi sehabis hujan

Semoga derai air mata kesedihan

Lekas terganti oleh senyuman paling manis

 

Kedua

Kisah duka yang marak terjadi

Kenangannya serupa angin yang berdengung

Setiap gambar bayang wajah pucat pasi

Membuat tubuh bergoncang menahan sepi

Rasa ingin mengulang waktu tapi tiada kuasa

Jika benar akan ada suka setelah duka

Semoga jiwaku yang luruh hari ini

Semakin layak untuk menyambangi masa penuh bahagia

 

Duren Sawit, 15 September 2020

Inisial Ro

 


Tutur Tulis Menjelang Akhir 2022

  Hai,  Selamat datang kembali di sini.  Sudah lama ya kamu tidak meninggalkan jejak di sini.  Rasanya ingin menanyakan banyak hal padamu ta...