RANGKUMAN WEBINAR “BERHASIL DI MASA SULIT MEMIMPIN DI MASA DEPAN” FAMILY EDITION
Jumat, 10 Juli 2020
1. Marojahan Sijabat “Orang
Tua dan Anak-anaknya “
-
Sebagai orang tua ada pertanyaan” anda mau anak yang seperti
apa?” (anak kaya, pintar, terkenal, ganteng, anak cantik dll. )
-
Pertanyan tersebut menentukan seperti apa anaknya di masa
depan. Mengingatkan orang tua ke arah mana mendidik anak-anaknya.
-
Jika fokus adalah uang maka akan kehilangan banyak hal,
jika fokus adalah kehendak Tuhan, maka Tuhan akan mengarahkan.
-
Menantang melihat anak di masa depan. Lihat 10 tahun
mendatang.
-
Remaja atau anak-anak akan belajar mengembangkan potensi
dirinya. Dengan membayangkan suatu saat nanti anak akan menjadi ahli yang akan
memulihkan banyak hal.
-
Selalu ada harapan/potensi baik bagi orang tua maupun
anak. Potensi tidak akan hilang, yang ada hanya belum nampak dan belum
menyentuh potensi tersebut.
-
Setiap manusia punya potensi yang harus dikembangkan agar
menjadi berkat bagi orang lain.
-
Jika orang tua menggali potensi diri, maka anak-anak juga akan melakukan hal yang sama.
-
Contoh dari kisah kotbah Robert Moffart seorang misionaris
besar ketika ia berkotbah tentang pria padahal pendengarnya adalah perempuan. Tapi
ternyata ada seorang anak laki-laki sedang bermain dan akhirnya menjadi misionaris
besar juga.
-
Jangan menyerah dengan keadaan yang rusak sekalipun. Berjuang
melihat sisi terbaik. Melakukan bagian kita dan berharap pada Tuhan.
-
Hadapi dan atasi keraguan dan ketakutan. Karena ketakutan
dan keraguan hal itu akan memupus harapan. Khususnya selama masa pandemi ini. Banyak
orang merasa khawatir dan cemas. Tapi ketika orang tua berani melihat masa
depan anak harus bisa menjadi sesuatu. Sehingga sanggup mengatasi keraguan dan
ketakutan dari hal-hal yang sederhana misalnya belajar berjalan, belajar bersepeda
dll.
-
Tidak ada jalan pintas dalam mendidik anak. Kesenangan sekarang
akan dibayar nanti.
-
Berjuang dan majulah dengan berani jika ada di jalan yang
benar.
-
Untuk perempuan: kuasai diri sebaik-baiknya dan belajar
mencintai dengan benar, jangan serahkan kegadisan pada masa pacaran.
-
Pilih lingkaran bergaul baik orang tua maupun bagi anak.
-
Fokus pada potensi anak: memperlakukan anak sebagaimana
adanya mereka. Pikirkan potensi orang tua dan potensi anak. Lihat perkembangannya
dan lihat berbagai kemungkinan dalam mengembangkannya.
-
Orang tua yang bertumbuh secara mental, rohani, emosi,
dan fisik dan anak-anak mengkutinya secara mental, rohani, emosi, dan fisik.
-
Orang tua mengharapkan perkara-perkara besar terjadi, karena
Tuhan telah menciptakan manusia dengan sengaja pasti ada sesuatu yang harus
diwujudkan. Jangan lihat sukses sekarang, tapi lihat proses.
-
Saling menolong mengembangkan citra diri. Konsep diri
anak-anak harus baik, memberi pujian pada waktunya bukan hanya kritikan secara terus-menerus.
Bertarung, gigih, presisi, dan konsisten.
-
Orang tua harus menolong anaknya untuk menyukai dirinya. Mementingkan
anak-anak lebih dari diri anda sebagai orang tua. Masa depan anak-anak ada di
tangan orang tua. Semua hikmat orang tua dapat diwariskan.
-
Dedikasikan anak-anak kepada Tuhan. Kata ini menjadi penting karena kita selalu ingin memberikan yang terbaik bagi Tuhan termasuk
anak-anak.
2. Jehian Panangian
Sijabat dan Jerome Polin Sijabat “Memahami Orang Tua”
-
Generasi: semua orang yang lahir di waktu yang sama.
-
Orang tua dan anak adalah generasi yang berbeda.
-
penurunan fungsi otak yang dipengaruhi oleh usia terjadi
secara alami.
-
Memang ada gap antara anak dan orang tua.
Apa yang bisa dilakukan?
-
Salah satu contoh permasalahan anak dengan orang tua
adalah teknologi. Pada masa sekarang anak-anak belajar bisa lewat hp. Sedangkan
orang tua berpikir bahwa belajar itu menggunakan buku. Kita perlu
mengkomunikasikan kepada orang tua dan kita juga harus bisa membuktikan bahwa
apa yang kita lakukan itu benar dengan menunjukkan hasil.
-
Kita perlu memberi tahu ke orang tua dan membantu orang
tua. Karena orang tua merasa dirinya pintar sehingga hanya orang tua yang
mengajari anak. Tapi ada beberapa bagian dimana anak bisa mengajari orang
tuanya dengan cara yang benar dan saling menghargai.
-
Semakin tua kita semakin semakin susah untuk beradaptasi
sehingga itu kita perlu memahami.
-
Cara -cara yang efektif di masa lalu belum tentu efektif
di masa sekarang.
Artikel ini cocok untuk anak-anak usia remaja yang lagi mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ayah dan ibu agar dapat mendidik anaknya ke jalan yang baik sesaui tuntutan Allah. Terimakasih bu dengan ini saya bisa membayangkan menjadi seorang orangtua yang baik itu seperti apa
BalasHapus